Selasa, 22 Januari 2013 |
0
komentar
- Berdasarkan penelitian Prof Dr Safwan Hadi dan timnya dari Pusat Studi Oseanografi FITM ITB, kenaikan permukaan air laut tahunan Jakarta rata-rata 0,57 cm
- Tim Kelompok Keilmuan Geodesi ITB) yg melakukan kajian subsidensi permukaan tanah di 23 titik di sekitar Jakarta menyimpulkan, penurunan permukaan tanah bervariasi, dari 2 hingga 12 cm selama 10 tahun sejak 1997 hingga 2007. Disebutkan, sebagian besar kawasan barat hingga utara Jakarta mengalami penurunan tanah antara 5 cm dan 12 cm.
• Hasil penelitian LIPI membuktikan, intrusi
air laut di permukaan Jakarta sudah mencapai 3 km ke daratan. Bahkan, menurut
Prof Dr Otto SR Ongkosongo, peneliti utama Pusat Penelitian Oseanografi LIPI,
intrusi air laut di bagian tanah dalam sudah lebih 10 kilometer ke daratan.
Disebutkan, intrusi di permukaan terjadi karena sebab alami berupa air laut
pasang, yang akibat pemanasan global semakin parah. Sedangkan intrusi air laut
tanah dalam terjadi karena penyedotan air tanah secara berlebihan dan tak terkendali
selama bertahun-tahun. Sehingga rongga-rongga tanah yang kosong akibat
penyedotan air itu diisi air laut yang bersifat korosif.
• Menurut pakar hidrologi dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Sutopo Purwo Nugroho, kepada pers di
Jakarta, Senin (27/9/2010), kondisi inilah yang saat ini terjadi di Jakarta.
Pengambilan air tanah di Jakarta saat ini mencapai 252, 6 juta meter kubik per
tahun. Padahal, ambang batasnya hanya 186 juta meter kubik per tahun sehingga
terjadi defisit sekitar 66,65 juta meter kubik per tahun.
Hal ini disebabkan oleh intrusi tanah akibat penggunaan air tanah yang berlebihan di kota jakarta. contohnya penggunaan Sumur-sumur bor yang cukup banyak di sektor industri maupun di sektor usaha lainnya. Ditambah lagi oleh semakin berkurangnya resapan air didalam tanah akibat dari tertutupnya pori-pori tanah oleh penggunaan material yg menutupi permukaan tanah.
Untuk mencegah dampak yang lebih parah sampai terjadi amblesan tanah akibat intrusi air laut maka perlu adanya upaya dan tindakan yang nyata seperti :
Cara penghematan
- 1. menggunakan air tanah secara efektif dan efisien
- 2. mengurangi penggunaan, menggunakan kembali ataupun mendaur ulang air tanah.
- 3. mengambil air tanah sebagai alternatif terakhir
- 4 mengembangkan dan menerapkan teknologi hemat air.
CARA PENGENDALIAN
- 1. menjaga keseimbangan , pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah.
- 2. menerapkan perizinan penggunaan air tanah
- 3. membatasi penggunaan air tanah dengan tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.
- 4. mengatur lokasi dan kedalaman penyadapan aquifer.
- 5. menjaga jarak antara sumur /pengeboran air tanah.
- 6 menggunakan sumur resapan air ataupun biopori..
Gambar contoh amblesan tanah (Land subsidence)
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar